Tidak ada manusia yang sanggup hidup dengan suhu udara yang sangat dingin dan juga tidak ada manusia yang bisa bertahan lama dengan suhu udara yang sangat panas. Namun berapa banyak orang yang sangat peduli dengan sampah?
Seharusnya semua orang mulai menyadari bahwa masalah lingkungan kini semakin serius, pencemaran air, pencemaran udara, banyak spesies hewan yang punah karena habitatnya rusak, banyak juga beberapa mikroba yang bermutasi menjadi hewan kecil yang mengancam nyawa.
Jika selama ini Anda merasa hidup di lingkungan yang bersih dan aman, pikirkan bagaimana jika bagian dunia yang sudah sangat berpolusi dengan lingkungan yang sangat berbahaya semakin hari semakin bergeser mendekati tempat Anda tinggal? Bukan tidak mungkin, jika pencemaran dan perusakan lingkungan tak dapat dikendalikan lagi.
Sebaiknya Anda membaca beberapa info berikut ini tentang masalah lingkungan. Mungkin akan sedikit bisa membuka mata Anda, seperti dilansir dari listverse.com.
Burung albatross mati karena plastik
Ke mana aliran sungai berakhir? Di laut, jawaban ini sangat tepat juga dibenarkan ketika akhirnya di laut banyak ditemukan tumpukan sampah plastik yang menggunung.
Ketika banyak orang sedang berlibur ke pantai, di mana sampah mereka berakhir? Tentu saja tetap berserakan di pantai. Ini menjadi mimpi buruk bagi elang jenis Albatross. 22 spesies elang laut yang ada di dunia dikabarkan 17 spesies dinyatakan punah. Apa yang terjadi? Tumpukan sampah yang berserakan dan menyatu dengan laut, tak dapat dibedakan lagi dibedakan ketika hewan-hewan ini merasa kelaparan.
Bahkan ditemukan seekor elang laut yang mati ketika dibelah ternyata di leher dan perutnya berisi sampah plastik. Kenyataan ini sungguh memprihatinkan. Bahkan banyak hewan yang tidak ikut mencemarkan lingkungan juga menjadi korban.
Di sebuah pulau terpencil seperti Midway Atoll, para ilmuwan menemukan 97,5 persen anak ayam menelan plastik di dalam perut mereka. Kemudian dari 500.000 burung Albatross, 200.000 ekor mati karena mengalami kelaparan dan dehidrasi. Sampah laut juga bertambah ketika banyak kapal berlayar yang sama sekali tidak memikirkan kesehatan lingkungan laut.
Orangutan terancam punah
Banyak yang mulai melirik keadaan satwa di Indonesia terutama orangutan. Pembibitan kelapa sawit rupanya semakin liar hingga tidak mempedulikan bagaimana banyak satwa yang berlindung di sana untuk bertahan hidup.
Banyak petani yang kemudian tergiur menyerahkan lahannya untuk ditanami kelapa sawit sebagai bisnis yang menjanjikan di Asia Tenggara. Di Kalimantan dan Sumatra misalnya, benteng terakhir kehidupan satwa liar seperti orangutan juga tak luput dijadikan ladang potensial untuk kelapa sawit.
Ketika para petani sedang melakukan pembabatan hutan dan menemukan orangutan. Tak pikir panjang lagi, maka nyawanya akan berakhir di tangan orang-orang ini. Kini orangutan semakin mengalami penurunan dalam jumlah populasinya.
Seiring dengan lahan hijau yang terlihat tandus atau hanya ladang-ladang luas yang membentang, membuat suhu udara semakin terasa panas. Memang kelapa sawit menjadi bahan ekspor yang cukup menjanjikan. Namun apakah semuanya harus demi keuntungan dan melupakan kesejahteraan makhluk hidup lainnya?
Limbah obat-obatan
Ketika urine manusia yang mengandung obat-obatan masuk ke pengolahan limbah, dampaknya ternyata sangat mencengangkan. Para ilmuwan menemukan bahwa jejak kimia yang masuk ke perairan, membawa dampak serius bagi ekosistem yang tinggal di perairan.
Peningkatan katak yang menjadi hermaprodit semakin tinggi, sehingga populasi katak juga ikut menurun. Selain itu rasio gender ikan juga tidak seimbang. Produk obat-obatan terutama yang mengandung estrogen bisa menghambat perkembangan reproduksi dan sistem endokrin hewan.
Herb Buxton dari USGS Toxic Substances Hydrology Program menemukan 95 jenis jejak kimiawi obat yang diproduksi oleh industri obat-obatan. Selain itu dinyatakan bahwa 80 persen perairan di dunia mengandung limbah obat-obatan.
Kucing dan burung kenari
Jika mungkin selama ini Anda memperhatikan kucing bermusuhan dengan burung kenari di berbagai komik atau film animasi, kenyataan yang terjadi di Amerika Utara ternyata lebih mengerikan lagi.
Sebagian besar burung kenari kehilangan nyawa mereka karena menjadi santapan kucing. Bahkan angka yang ditunjukkan sangat mengerikan. Kucing liar atau kucing yang bebas berkeliaran di jalanan mengakibatkan 1,4-3,7 juta burung menjadi santapan kucing.
Sehingga semakin bertambahnya populasi kucing, maka kesempatan hidup burung kenari juga semakin kecil. Jika seseorang memutuskan untuk memelihara kucing, sebaiknya besarkan dan rawat kucing seperti layaknya Anda merawat dan menyayangi anggota keluarga. Menekan pertumbuhan kucing liar kini juga menjadi PR besar bagi pemerhati lingkungan.
Predator menurun, ekosistem juga terpuruk
Jika selama ini predator dianggap mengganggu ekosistem binatang tertentu, yang ditemukan oleh para peneliti ternyata berkata lain. Predator memiliki peranan yang juga sangat penting di dalam ekosistem dan kelangsungan rantai makanannya.
Ketika predator menjalankan aksinya untuk berburu mangsa, fungsi mereka mulai berjalan dengan mengurangi binatang yang mungkin dalam keadaan sakit sehingga tidak menular di ekosistemnya, kemudian juga mendistribusikan nutrisi yang mereka peroleh dari mangsanya menjadi bentuk energi lainnya.Di Yellowstone National Park, penurunan jumlah serigala sebagai pemangsa rusa, justru juga mengakibatkan penurunan jumlah rusa.
Nah, itulah 5 Dampak Masalah Lingkungan Yang Paling Serius Di Dunia. Sudah saatnya Anda peka untuk kelangsungan hidup di sekitar Anda.Berawal dari langkah kecil untuk memulai memperhatikan lingkungan di sekitar rumah Anda, mungkin akan menjadi ribuan langkah penyelamatan dunia akibat limbah sampah dan dampak berbagai pencemaran.
Belum ada tanggapan untuk "5 Dampak Masalah Lingkungan Yang Paling Serius Di Dunia"
Posting Komentar